Sebuah barang antik yang disebut bernama Gerglek – konon berusia diatas 100 tahun - menghiasai lemari hias rumah orang tua saya. Berwarna biru kebiruan. Berbentuk seperti Kendi dan berfungsi sebagai penampung air untuk kesalan pada adat Belitung.
Saya akan jelaskan fungsi detail dari barang antik Gerglek ini. Pada upacara pernikahan adat Belitung, Gerglek digunakan sebagai penampung air dan disebelahnya diletakkan mangkuk kecil seperti tempat untuk cuci tangan. Mangkuk kecil itu berisi daun-daun kesalan yang telah berisi rapal jampi-jampi Pak Dukun kampung.
Misalkan acara perkawinan dilaksanakan hari Minggu, pada hari Jumat sebelumnya, Dukun Kampung datang kerumah tempat dilaksanakannya acara perkawinan selepas Sholat Jumat. Kemudian Mangkuk kecil berisi daun Kesalan disiram menggunakan air yang berasal dari Gerglek ini. Air yang telah bercampur dengan daun kesalan tersebut dipercikkan pada bagian luar rumah secara berkeliling dan pada beberapa sudut rumah termasuklah ruangan yang digunakan sebagai kamar pengantin.
Setelah semuanya seselasi, Gerglek dkk, biasanya diletakkan oleh sang Dukun diatas ranjang pengantin. Mengenai asal usul Gerglek ini, saya mengorek keterangan kepada sang pemilik yang juga sekaligus ibu kandung saya. Gerglek ini konon berasal dari Singapura (yang saat itu masih belum menjadi Negara sendiri seperti sekarang ini), dibawa oleh kakek ibu saya, untuk kemudian diberikan kepada nenek, seterusnya nenek saya memberikan Gerglek ini kepada ibu saya untuk disimpan.
Sekarang ini usia ibu saya 67 tahun. Usia nenek (ibu dari ibu saya) 80 tahun. Kakek dari ibu saya juga katanya berusia lebih dari 70 tahun.
Jika saya kalkulasi secara kasar, maka: 67 + 80 + 70 = 217. Ini belum dihitung tahun berapa sebenarnya Gerglek ini dibuat dan berapa lama berada di Singapura sebelum akhirnya sampai di Belitung. Jika demikian, tidak menutup kemungkinan usia sebenarnya dari Gerglek ini tidak kurang dari 200 tahun! Benar-benar antik dan langka, bukan?
KONTAK
Saya akan jelaskan fungsi detail dari barang antik Gerglek ini. Pada upacara pernikahan adat Belitung, Gerglek digunakan sebagai penampung air dan disebelahnya diletakkan mangkuk kecil seperti tempat untuk cuci tangan. Mangkuk kecil itu berisi daun-daun kesalan yang telah berisi rapal jampi-jampi Pak Dukun kampung.
Misalkan acara perkawinan dilaksanakan hari Minggu, pada hari Jumat sebelumnya, Dukun Kampung datang kerumah tempat dilaksanakannya acara perkawinan selepas Sholat Jumat. Kemudian Mangkuk kecil berisi daun Kesalan disiram menggunakan air yang berasal dari Gerglek ini. Air yang telah bercampur dengan daun kesalan tersebut dipercikkan pada bagian luar rumah secara berkeliling dan pada beberapa sudut rumah termasuklah ruangan yang digunakan sebagai kamar pengantin.
Setelah semuanya seselasi, Gerglek dkk, biasanya diletakkan oleh sang Dukun diatas ranjang pengantin. Mengenai asal usul Gerglek ini, saya mengorek keterangan kepada sang pemilik yang juga sekaligus ibu kandung saya. Gerglek ini konon berasal dari Singapura (yang saat itu masih belum menjadi Negara sendiri seperti sekarang ini), dibawa oleh kakek ibu saya, untuk kemudian diberikan kepada nenek, seterusnya nenek saya memberikan Gerglek ini kepada ibu saya untuk disimpan.
Sekarang ini usia ibu saya 67 tahun. Usia nenek (ibu dari ibu saya) 80 tahun. Kakek dari ibu saya juga katanya berusia lebih dari 70 tahun.
Jika saya kalkulasi secara kasar, maka: 67 + 80 + 70 = 217. Ini belum dihitung tahun berapa sebenarnya Gerglek ini dibuat dan berapa lama berada di Singapura sebelum akhirnya sampai di Belitung. Jika demikian, tidak menutup kemungkinan usia sebenarnya dari Gerglek ini tidak kurang dari 200 tahun! Benar-benar antik dan langka, bukan?
KONTAK
0 komentar:
Posting Komentar